sarunghp

sarung hp

Senin, 04 Juni 2012

KONKURS PERKUTUT

KONKURS

Konkurs merupakan wujud pengukuran keindahan suara perkutut hasil peternakan, pemeliharaan, dan perawatan. Konkurs diselenggarakan oleh P3SI. Pelaksanaannya ada beberapa tingkat yang disesuaikan dengan lingkupnya. Penyelengaraan konkurs perkutut diatur oleh P3SI ( Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia ). Organisasi ini bersifat Non politik dan non komersial. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan antara lain menghimpun para pelestari perkutut dalam satu wadah organisasi yang teratur, menyebarluaskan kecintaan seni suara perkutut, mengembangkan ilmu pengetahuan perkutut (termasuk peternakan, pelestarian, dan penjurian ), menanamkan rasa setia kawan san semangat gotong royong di antara penggemar perkutut, serta menyelenggarakan konkurs perkutut secara berkala dan teratur.
 
Kedudukan pengurus pusat P3SI di ibukota ( Jakarta ). Pengurus pusat membentuk koordinator wilayah ( Korwil ) pada setiap propinsi, kordinator daerah ( Korda ) pada setiap kotamadya dan kabupaten, serta Sub-korda di setiap kecamatan. Pelaksanaan konkurs perkutut meliputi tata cara penyelenggaraan, tata cara penjurian, dan sistem penilaian suara perkutut. Keseluruhannya dihimpun dalam satu ketetapan, yaitu Tata cara konkurs dan penjurian P3SI. Jenjang konkurs menurut pedoman P3SI dibedakan 4 tingkat, yaitu lokal, regional, besar dan nasional.


Konkurs lokal dilaksanakan oleh Sub-korda. Penyelenggaraanya dianjurkan sebanyak mungkin. Konkurs ini bersifat penggalakan karena diutamakan untuk memberi peluang kepada perkutut baru yang belum terlatih. Diharapkan setelah mengikuti konkurs lokal, nantinya dapat ikut serta dalam konkurs regional, besar, dan nasional. Bagi anggota atau penggemar perkutut baru dan penggemar berekonomi lemah, ajang ini merupakan kesempatan yang bagus untuk latihan bagi perkututnya. Dalam konkurs ini, jumlah kerekan yang dipasang bebas, tidak dibatasi, sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Konkurs regional adalah konkurs yang diselenggarakan untuk memperebutkan kejuaraan daerah, seperti piala Bupati, piala Walikota, maupun piala HUT Kota setempat. Konkurs ini diselenggarakan oleh Korda. Dalam pelaksanaan konkurs regional, arena lomba berupa lapangan terbuka, berbentuk blok persegi empat, (5 X 5 atau 5 X 6 m). Tinggi kerekan 7-7,5m. Jarak antar kerekan 4-5 m. Penilaian dipertanggung-jawabkan oleh 3 atau 4 juri penilai yang terdiri dari 2 koordinator juri, 2 atau 1 orang dewan juri. Juri tersebut dibantu oleh penancap bendera yang jumlahnya 4 orang atau sesuai kebutuhan. Perkutut yang dilombakan disebut berbunyi dan mulai diberi nilai bila telah berbunyi berturut-turut sedikitnya 5 kali.

Konkurs Besar adalah konkurs yang diselenggarakan untuk memperebutkan kejuaraan wilayah yang dikaitkan dengan peringatan hari-hari besar nasional, seperti HUT RI, Hari Pahlawan, Hari Kesaktian Pancasila. Konkurs ini dibedakan dua jenis, yaitu konkurs besar terjadwal dan konkurs besar atas permintaan Korwil P3SI. Dalam Penyelenggaraannya, lapangan dibagi dalam blok persegi empat berukuran 5 m X 5 m atau 6 m X 6 m. Tinggi kerekan 7 – 7,5 m dengan jarak antar kerekan 4 – 5 m. Jumlah kerekan disesuaikan dengan kebutuhan. Penilaian dipertanggung-jawabkan oleh 4 orang juri penilai, 2 koordinator juri, 1-2 orang dewan juri, dan 4 orang pembantu penancap bendera. Syarat burung mulai diberi nilai adalah setelah burung berbunyi berturut-turut sedikitnya 8 kali.

Konkurs Nasional dilaksanakan untuk memperebutkan kejuaraan tingkat nasional, seperti perebutan piala kejuaraan nasional P3SI (Kejurnas), piala hari ulang tahun P3SI dan piala Hari Lingkungan Hidup. Masing-masing konkurs tersebut dilakukan setahun sekali. Sebagai pelaksanaannya yaitu Korda-Korda yang jadwalnya digilir. Subkorda tidak dibenarkan sebagai pelaksana. Konkurs Nasional maksimal terdiri 144 kerekan. Bentuk tiap-tiap blok berupa persegi empat (5 X 5 atau 6 X 6 m). Tinggi kerekan 7 – 7,5 m. Jarak antar kerekan 4-5 m. Penilaian dipertanggung jawabkan oleh 4 orang juri penilai, 2 orang koordinator juri, 2 orang dewan juri, dan 2 orang pembantu penancap bendera. Syarat burung berbunyi dan mulai diberi nilai setelah berturut-turut berbunyi sedikitnya 8 kali. Burung perkutut yang telah mendapatkan juara nasional maupun juara besar tidak dibenarkan untuk diikutsertakan dalam kejuaraan konkurs lokal. Dengan adanya perbedaan ketentuan-ketentuan pada tiap-tiap konkurs, rasa bangga pemilik burungpun akan berbeda-beda bila burungnya mendapat juara.

Berdasarkan usia dan prestasi perkutut yang disertakan, konkurs perkutut dibedakan atas 3 kelas, yaitu konkurs piyik, yunior, dan senior. Konkurs piyik pada umumnya digelar pada hari Sabtu sore, menjelang lomba konkurs senior atau yunior yang berlangsung pada esok pagi harinya. Dengan demikian, konkurs piyik telah berkembang menjadi konkurs sore. Kelemahan konkurs sore untuk piyik adalah banyak piyik yang terkena stress karena kondisi fisik yang belum sekuat perkutut dewasa. selama ini, belum ada aturan baku untuk konkurs piyik. Bunyi piyik tak mungkin gacor seperti perkutut dewasa yang mampu berbunyi sampai 5-6 kali berturut-turut. Paling banter kemampuan piyik hanya berbunyi 2-3 kali saja.

MAKNA BENDERA KONCER

Suara perkutut baru dinilai setelah memperoleh bendera tanda bunyi. Untuk membedakan burung yang bunyi di babak pertama, kedua, ketiga, dan keempat, warna bendera yang diberikan berbeda-beda. Untuk babak pertama, biasanya bendera segitiga yang diberikan berwarna putih, sedangkan untuk babak kedua merah, babak ketiga hijau, dan babak keempat kuning. Setelah mendapat bendera tanda bunyi, juri terus memantau perkembangan suara perkutut. Kalau layak ditingkatkan, juri akan memberitahukan pada penancap bendera untuk memberikan bendera koncer satu warna yang berukuran lebih besar dibandingkan bendera tanda bunyi. Bendera koncer satu warna (hijau) ini sebagai pertanda bahwa burung tersebut sudah mendapat nilai 42.

Burung yang gacor (bunyi terus) dan bunyinya makin lama semakin bagus, nilainya dapat ditambah, tetapi harus menunggu burung itu berbunyi sampai empat kali berturut-turut. Apabila telah layak nilainya dinaikkan, bendera koncer satu warna dicabut, diganti bendera koncer dua warna (hijau di bagian bawah dan kuning di atasnya). Bendera ini berarti nilainya naik menjadi 42,5. Untuk menambah bendera dua warna menjadi tiga warna (merah, kuning, hijau) yang berarti jumlah nilainya 43, tidak bisa diputuskan oleh seorang juri penilai saja. Prosedur penilaiannya sebagai berikut :
  • Burung telah berbunyi sekurang-kurangnya delapan kali berturut-turut dan semua unsur suara yang masuk dalam kategori penilaian harus terpenuhi. Bunyinya tanpa salah dan pembagiannya pas, hal ini menyangkut aspek suara depan, tengah, dan ujung.
  • Juri penilai mengusulkan kepada koordinator juri agar ikut mendengarkan suaranya.
  • Koordinator membubuhkan paraf persetujuan dalam lembar penilaian.
Apabila burung bersangkutan layak dinaikkan nilainya, koordinator juri segera memerintahkan petugas untuk mencabut bendera koncer dua warna dan menggantinya dengan bendera koncer tiga warna (hijau, kuning, biru). Dengan demikian nilainya menjadi 43.

Bendera koncer bisa ditambahkan menjadi empat warna, asalkan kualitas burung masih layak untuk diberi nilai lebih tinggi. Bendera koncer empat warna (putih, merah, kuning, dan hijau) dilengkapi dengan gombyok kecil pada bagian atasnya. Bendera ini menandakan total nilai yang diraih 43,5. Pemberian bendera empat warna berikut gombyok kecil melalui prosedur sebagai berikut :
  • Burung telah delapan kali manggung berturut-turut tanpa salah dan memenuhi syarat keindahan.
  • Diusulkan oleh juri atau koordinator kepada koordinator lain atau ketua (dewan) juri.
  • Penilaiannya disetujui oleh dua orang koordinator atau seorang koordinator dan ketua juri.

Bendera lima warna merupakan bendera empat warna (putih, merah, kuning, dan hijau) dengan gombyok besar. Burung yang mendapat bendera ini berarti memperoleh nilai 44. Burung dengan kualitas yang pas-pasan sulit memperoleh bendera lima warna. Untuk mendapatkan bendera ini, burung harus memenuhi syarat yaitu ; gacor 10 kali berturut-turut tanpa salah dan disetujui oleh seorang juri dan dua orang koordinator.

Bendera koncer lima warna dengan gombyok besar dua warna di bagian atas hanya bisa diraih oleh burung yang sudah lolos dengan meraih bendera lima warna dengan gombyok besar satu warna. Bendera koncer lima waran dengan gombyok besar dua warna diberikan bila jumlah nilai yang diperoleh 44,5. Bendera ini hanya akan diraih oleh beberapa ekor burung saja, terutama di babak ketiga atau di babak keempat saja. Bendera lima warna plus ini bisa diraih bila; burung berbunyi sepuluh kali berturut-turut tanpa salah dan diusulkan oleh koordinator juri serta ketua dewan juri menyertakan tanda tangannya sebagai pengesahan.

Bendera yang paling istimewa adalah bendera koncer lima warna dengan gombyok besar dua warna dan satu bola ping pong di atasnya. Burung yang mendapat bendera ini benar-benar istimewa karena mempunyai nilai bulat 45. Pemberian total nilai 45 ini sangat jarang terjadi sebab bendera istimewa ini hanya diberikan untuk burung yang sudah lolos meraih nilai 44,5. Nilai tertinggi ini masih layak naik setengah poin lagi sehingga menjadi 45. Masing-masing unsur penilaian, yaitu suara depan, tengah, ujung, kualitas suara, dan iramanya, memperoleh nilai 9 (nilai maksimal). Apabila dalam perhitungan terakhir terjadi nilai draw (sama), misalnya sama-sama bernilai 44, tugas para perumus yang berhak menentukan juaranya. Berdasarkan peraturan P3SI, pemenangnya adalah burung yang memiliki backing nilai tambah dibandingkan lawannya. Misalnya, burung A pernah menyabet nilai 44,5 di babak kedua, sedangkan di babak lainnya kurang dari angka tersebut. Adapun burung B tidak pernah menyabet nilai setinggi itu selama 4 babak lomba. Walaupun total nilai empat babak dibagi rata jumlahnya sama (44), burung A ditetapkan sebagai juaranya.

TANDA-TANDA PENGHARGAAN

Pemenang dalam konkurs berhak mendapat tanda penghargaan yang berupa piala/trophy, medali, dan piagam penghargaan. Tanda-tanda penghargaan bagi tiap jenjang konkurs dibedakan sebagai berikut :
  • Untuk Konkurs Nasional, sebuah piala/trophy bergilir dan 30 buah piala/trophy tetap. Sekurang-kurangnya 5 buah medali emas 22 karat, masing-masing seberat 5 gram, 3 gram, dan 2 gram. Piagam pemenang dari pengurus pusat P3SI.
  • Untuk Konkurs Besar, sebuah piala bergilir dan 30 piala/trophy tetap. Sekurang-kurangnya 3 buah medali emas 22 karat, masing-masing seberat 5 gram, 3 gram, dan 2 gram. Piagam pemenang dari pengurus Korwil P3SI setempat.
  • Untuk Konkurs Regional, 30 puluh buah piala/trophy tetap. Piagam pemenang dari pengurus Korda P3SI setempat.
  • Untuk Konkurs Lokal, Piala/Trophy atau hadiah lainnya yang dapat diatur menurut kemampuan dan kondisi Korda/Sub-Korda P3SI setempat. Piagam penghargaan dan pengurus Korda P3SI setempat.

Minggu, 03 Juni 2012

MENJODOHKAN PERKUTUT

Apabila sepasang perkutut telah berjodoh dan bertelur, selanjutnya hampir tidak ada lagi hambatan dalam perkembang-biakannya. Hambatan yang paling sering dialami oleh peternak, terutama pemula, justru terjadi pada rahap awal, yaitu pasangan perkutut tidak mau kawin alias tidak jodoh. Jika terjadi hal seperti ini, bagaimana cara mengatasinya. Uraian berikut yang akan menjawabnya.

A.    Membeli Pasangan yang Telah Jodoh

Banyak peternak perkutut yang mencampur beberapa anakan perkutut dalam satu sangkar sebelum burung-burung tersebut dijual. Setelah berumur enam bulan atau lebih, anak perkutut ini mulai menampakkan tanda-tanda dewasa kelamin. Perkutut jantan mulai mencari pasangan dengan mengeluarkan bunyi sambil mengangguk-anggukkan kepala. Betina yang tertarik akan mendekat. Keduanya lalu saling mendekatkan kepala. Perkutut jantan lalu membuka paruh untuk memberi makanan kepada perkutut betina.

Untuk peternak pemula, bisa memanfaatkan tanda-tanda seperti ini dalam memilih pasangan perkutut. Jika ada sepasang perkutut telah menampakkan tanda-tanda seperti ini, berarti keduanya telah jodoh dan siap berkembang biak. Jika berniat membelinya, segera saja perkutut yang menampakkan tanda-tanda seperti ini disemprot dengan air hingga basah, lalu ditangkap. Jika tidak ditandai dengan air, akan sangat membingungkan dalam menangkapnya. Setelah berjodoh, segera pasangan tersebut dimasukkan ke sangkar perkembangbiakan. Selama beberapa hari pasangan burung ini akan beradaptasi dengan tempat yang baru. Setelah beradaptasi, pasangan ini akan menampakkan tanda-tanda awal perkembangbiakan.

Biasanya peternak perkutut yang menjual hasil ternakannya juga menyediakan pasangan perkutut yang sudah jodoh. Bisa saja kita membeli pasangan perkutut seperti ini dari peternak. Pasangan seperti ini bisa langsung dimasukkan ke sangkar perkembangbiakan.
Bagi peternak pemula, membeli pasangan yang sudah jodoh memang sangat menguntungkan. Tak perlu lagi repot-repot menjodohkan perkutut. Pasangan yang sudah jodoh bisa langsung dimasukkan ke dalam sangkar perkembangbiakan.

Cara memilih pasangan yang sudah berjodoh seperti di atas juga memiliki kekurangan. Peternak tidak bisa bereksperimen menjodohkan perkutut sesuai dengan keinginannya. Penjodohan semata-mata tergantung pada perkutut tersebut dalam memilih pasangan. Dengan demikian, kualitas suara keturunannya juga semakin tidak bisa diprediksi. .Namun, bagaimanapun juga cara ini bisa dicoba oleh pemula. Dalam beternak perkutut, tidak mungkin seorang peternak pemula bisa langsung mencetak burung berkualitas tanpa harus belajar terlebih dahulu. Inilah bagian dari proses belajar itu.

B.    Menjodohkan Sepasang Perkutut

Adakalanya sepasang perkutut langsung kawin ketika disatukan dalam satu sangkar. Namun, tidak jarang pula sepasang perkutut yang telah lama dijodohkan tidak mau lekas kawin. Bahkan, sepasang perkutut yang kelihatannya saling tertarik ketika dicampur malah berkelahi.
Ketidakcocokan pasangan perkutut umumnya ditandai dengan betina yang tidak mau menerima pejantan. Perkutut betina selalu menghindar ketika didekati pejantan. Akibatnya, perkutut jantan selalu mengejarnya. Tidak jarang betina yang tidak mau menerima pejantan selalu dikejar-kejar dan dipatuki. Jika terus dibiarkan, perkutut betina akan mengalami luka, bahkan mati.
Hal seperti di atas hanya merupakan gambaran bahwa menjodohkan perkutut kadang-kadang tidak semudah atau mungkin juga tidak sesulit yang kita bayangkan. Seberapa mudah atau sulitnya menjodohkan perkutut ada baiknya jika dicoba terlebih dahulu.

1.     Menjodohkan satu jantan dengan satu betina

Apabila  ingin  mengawali   beternak  hanya  dengan  sepasang perkutut, cara ini bisa dipilih.  Cara penjodohan yang satu ini juga memungkinkan peternak melakukan eksperimen untuk menghasilkan anak-anak perkutut yang berkualitas dengan cara menjodohkan induk-induk yang berkualitas.

Untuk menjodohkan seekor perkutut jantan dan betina, langkah pertama tentunya membeli calon induk jantan dan betina. Ada baiknya jika keduanya dibeli tidak dari peternak yang sama. Jika dibeli dari peternak yang sama, ada kemungkinan akan terjadi perkawinan antarsaudara. Sebaiknya dipilih perkutut yang masih muda, umurnya tidak lebih dari tiga bulan. Sepasang perkutut yang masih muda ini selanjutnya dimasukkan dalam sangkar yang berbeda. Sangkarnya cukup dilengkapi dengan tenggeran, wadah pakan, wadah minum, dan penampung kotoran. Kedua sangkarnya setiap hari harus saling didekatkan, baik ketika sedang dijemur atau sudah ditempatkan di tempat teduh, supaya kedua perkutut bisa saling melihat.

Selama kurang lebih tiga bulan, kedua burung akan saling berinteraksi. Jika perkutut jantan berbunyi, perkutut betina akan menyahutnya. Selanjutnya, perkutut jantan akan berusaha menarik perhatian betina dengan suara dan anggukan kepala. Jika ada reaksi— seakan-akan ingin keluar dari sangkar dan mendekati perkutut jantan—dari perkutut betina, berarti ada kemajuan dalam penjodohan.
Pasangan yang sudah menampakkan perilaku seperti itu bisa dicampur dalam satu sangkar. Beberapa saat setelah dicampur pasangan ini harus dipantau. Jika keduanya tidak menampakkan tanda-tanda saling bermusuhan, kemungkinan besar keduanya telah jodoh. Perilaku seksual buriing jantan menjadi sangat jelas jika keduanya telah jodoh. Percumbuan antara sepasang burung ini biasanya diakhiri dengan perkawinan. Dalam sehari bisa terjadi perkawinan berulang-ulang. Perilaku seksual perkutut mudah diamati ketika burung tersebut sedang dijemur.

Jika ada tanda-tanda perkutut jantan berusaha mengawini perkutut betina, keduanya bisa segera dipindah ke sangkar perkembangbiakan. Sebelumnya sangkar perkembangbiakan harus sudah diisi dengan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan.

Apabila setelah dicampur perkutut jantan terlihat mematuki perkutut betina, keduanya harus segera dipisah. Kemungkinan perkutut betina belum siap kawin atau pejantannya memang galak. Jika terus disatukan, perkutut betina akan terluka, bahkan bisa mati. Satu bulan kemudian, keduanya bisa disatukan lagi. Jika perkutut jantan masih menyerangnya, berarti keduanya memang tidak jodoh. Kedua perkutut ini harus dipasangkan dengan perkutut lain. Burung lain yang akan dipasangkan dengan burung ini kalau jantan harus lebih muda dari betina ini dan kalau betina harus lebih tua dari pejantan ini.

2.     Satu jantan bebas memilih betina

Melakukan penjodohan dengan cara ini berarri harus membeli seekor perkutut jantan dan beberapa—paling tidak lebih dari dua— ekor betina. Burung-burung ini disatukan dalam sangkar berukuran panjang kira-kira 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 50 cm. Sangkar ini cukup dilengkapi dengan wadah pakan, wadah minum, tenggeran, dan penampung kotoran. Di dalam sangkar ini perkutut jantan akan bebas memilih betina.

Apabila semua perkutut yang dimasukkan ke dalam sangkar ini telah dewasa kelamin, tidak lebih dari satu bulan sudah terbentuk pasangan yang jodoh. Betina yang mau menerima pejantan biasanya selalu berdekatan dengan pejantan tersebut. Keduanya lalu saling bercumbu dan melakukan perkawinan. Jika terlihat tanda-tanda seperti ini, pasangan tersebut segera saja diambil. Betina yang tidak terpilih dibiarkan saja berada dalam sangkar tersebut untuk dicarikan pejantan lain.

3.     Beberapa jantan dan beberapa betina

Upaya menjodohkan perkutut juga bisa dilakukan dengan mencampur beberapa pejantan dengan beberapa betina di dalam satu sangkar. Jumlah jantan dan betina bisa sama atau bisa juga tidak. Sangkar berukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 50 cm yang dilengkapi dengan wadah pakan dan air minum, tenggeran, dan penampung kotoran bisa digunakan untuk mencampur paling banyak delapan ekor burung.

Pasangan yang telah jodoh dapat diketahui melalui pengamatan  terhadap perilaku burung-burung tersebut. Pasangan yang telah jodoh segera dipindah ke sangkar perkembangbiakan. Perkutut yang belum jodoh dibiarkan  menghuni sangkar penjodohan  hingga  menemukan pasangannya.
Cara penjodohan seperti ini tetap memungkinkan adanya burung yang tidak mendapat pasangan. Burung yang tidak mendapat pasangan bisa tetap dipelihara. Siapa tahu kelak bisa digunakan untuk mengganti-ganti pasangan.

Selamat menjodohkan....

DOWNLOAD FILM GRATIS