sarunghp

sarung hp

Kamis, 31 Mei 2012

MENANGKAR PERKUTUT

Menyiapkan Penangkaran

Sangkar gantung untuk beternak perkutut harus dikondisikan supaya bisa digunakan untuk berkembang biak. Sangkar ini harus ditempatkan dengan cara yang benar dan harus dilengkapi dengan beberapa perlengkapan pendukung agar bisa berfungsi sebagai tempat berkembang biak. Uraian berikut ini akan menguraikan lebih rinci tentang sangkar dan perlengkapan pendukung yang harus ada serta cara penempatannya.




A.    Bahan, Bentuk, dan Ukuran Sangkar
Sangkar dengan kerangka terbuat dari kayu dan jeruji dari bambu sesuai untuk beternak perkutut. Sangkar seperti ini relatif ringan sehingga tidak merepotkan dalam penempatan.

Di pasar burung, sangkar seperti ini dijual dalam berbagai bentuk dan ukuran. Untuk beternak perkutut, sebaiknya dipilih yang berbentuk kotak meninggi dengan ukuran minimum panjang dan lebar sekitar 45 cm dan tinggi sekitar 60 cm. Sangkar seukuran ini digunakan untuk mengembangbiakkan sepasang perkutut. Jadi, satu sangkar hanya diisi sepasang perkutut.

Usahakan tidak memilih sangkar yang berukuran lebih kecil atau lebih besar dari ukuran tersebut. Sangkar yang terlalu kecil akan merusak bulu induk perkutut. Jika sangkar terlalu besar, induk atau anak perkutut sulit ditangkap karena jangkauan tangan yang terhatas. Jarak antarjeruji sangkar jangan sampai lehih dari 1,5 cm, semakin rapat semakin haik. Jarak antarjeruji yang rapat membuat kepala perkutut tidak bisa dijulurkan keluar sangkar. Dikhawatirkan leher perkutut terjepit jeruji jika kepalanya bisa dijulurkan keluar sangkar.

Untuk memudahkan pengelolaan, sebaiknya sangkar memiliki dua pintu. Pintu pertama terletak pada sisi samping sangkar sebelah bawah, sedangkan yang kedua pada sisi samping sebelah atas. Pintu pertama digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan wadah pakan dan wadah minum. Pintu kedua digunakan untuk memasang sarang dan mengontrol telur atau anak perkutut yang belum bisa terbang. Umumnya, sangkar yang dijual di pasar burung hanya memiliki satu pintu, berada di sisi samping sangkar sebelah bawah. Sangkar seperti ini bisa digunakan, tetapi agak merepotkan untuk mengontrol telur atau anak perkutut yang belum bisa terbang. Untuk itu, perlu dibuatkan satu pintu lagi. Ukuran pintu tidak perlu terlalu luas, asal cukup dimasuki wadah sarang.

B.    Perlengkapan Sangkar dan Penempatannya
Perlengkapan yang harus ada di dalam sangkar meliputi wadah pakan, wadah minum, tengggeran, wadah sarang berikut bahan sarang, penampung kotoran, dan atap. Semua perlengkapan ini harus ditata dengan benar supaya mudah dikelola.

1.  Wadah pakan dan wadah minum
Wadah pakan dan wadah minum banyak dijual di pasar burung. Wadah ini dijual dalam berbagai ukuran dan umumnya terbuat dari plastik. Untuk perkutut, dipilih wadah yang berdiameter sekitar 6 cm dan kedalaman juga 6 cm.

Wadah pakan dan wadah minum ini diletakkan di sebelah kanan atau kiri pintu bagian bawah, menempel pada jeruji sangkar, Wadah pakan ditempaekan paling dekat dengan pintu. Kedua wadah ini diusahakan tidak saling berimpitan, diberi jarak sekitar 5 cm. Snpaya tidak bergeser atau terbalik, wadah ini bisa dikaitkan pada jeruji sangkar dengan menggunakan lidi atau kawat. Supaya pakan atau air minum tidak kemasukan air hujan, dinding sangkar tempat wadah pakan dan wadah minum menempel ditutup dengan plastik bening yang tebal.

2.     Tenggeran
Tenggeran diperlukan sebagai tempat beristirahat. Akan lebih baik jika tenggeran ini terbuat dari ranting kayu asam. Jika sulit mendapatkan ranting asam, kayu bangunan juga bisa dimanfaatkan. Ranting untuk tenggeran sebaiknya dipilih yang lurus dengan diameter sekitar 2,5 cm. Ranting ini tidak perlu dibuang kulitnya. Kulit ranting yang kasar membuat perkutut tidak mudah terpeleset, terutama saat kawin.

Satu sangkar diberi dua tenggeran. Kedua tenggeran ini diletakkan sejajar. Satu diletakkan di bawah, kira-kira setinggi sepertiga tinggi sangkar. Satunya lagi di atasnya, kira-kira setinggi dua pertiga tinggi sangkar. Tenggeran yang di sebelah atas letaknya didekatkan ke dinding belakang sangkar, kira-kira 15 cm dari dinding belakang. Peletakan tenggeran dibuat seperti ini agar perkutut tetap bisa mengepakkan sayap tanpa membentur tenggeran di atasnya.

3.     Wadah dan bahan sarang
Wadah sarang untuk perkutut banyak dijual di pasar burung. Wadah ini juga bisa dibuat sendiri. Bahannya bisa dari plastik bekas kemasan sabun atau bahan lainnya asal mempunyai ruangan cekung untuk bahan sarang. Wadah sarang ini ditempatkan sejajar dengan tenggeran atas, berdekatan dengan pintu atas, pada sudut sangkar, dan tidak berada di atas wadah pakan dan wadah minum.

Wadah ini selanjutnya diisi bahan sarang. Bahan sarang berupa daun cemara atau rerumputan yang telah kering. Bahan sarang ini sebelumnya dibentuk menjadi semacam cekungan, sesuai dengan wadahnya, dengan cara ditekantekan. Selanjutnya, bahan ini dimasukkan  ke dalam  wadah jika  pasangan  perkutut di  dalam sangkar telah melakukan perkawinan.

Dinding sangkar yang berdekatan dengan sarang ditutup dengan bahan yang tidak tembus air dan berwarna gelap. Penutupan sebagian dinding sangkar ini supaya sarang tidak basah oleh hujan dan tidak tekena sinar matahari.
4.     Penampung kotoran
Penampung kotoran bisa terbuat dari tripleks atau lembaran seng. Perlengkapan ini dipasang di bagian bawah sangkar. Pemasangan diatur supaya bisa dengan mudah dilepas dari sangkar.
Penampung kotoran berfungsi menampung kotoran perkutut dan pakan yang berhamburan. Adanya perlengkapan ini membuat ruang di bawah sangkar tetap bersih sehingga bisa digunakan untuk keperluan lain tanpa khawatir kejatuhan kotoran perkutut.

5.     Atap
Meskipun telah tertutup jeruji, sisi atas sangkar perlu ditutup lagi dengan bahan yang tidak tembus air dan cahaya. Bahan yang digunakan dipilih yang tidak menyerap dan menghantar panas terlalu tinggi. Jangan menggunakan seng karena bahan ini sangat mudah menyerap dan menghantarkan panas dari matahari. Panas berlebihan yang diserap dan dihantarkan oleh atap ke dalam sangkar sangat mengganggu kenyamanan perkutut. Panas yang berlebihan juga bisa menyebabkan telur tidak bisa menetas.

Contoh bahan yang baik untuk atap sangkar ialah tripleks dan kardus bekas. Kedua bahan ini bisa digunakan bersamaan. Mulanya bagian atas sangkar ditutup tripleks, lalu di atasnya diberi kardus bekas yang tebal. Karena kedua bahan ini bisa hancur oleh air hujan, di atasnya perlu ditutup lagi dengan plastik yang agak tebal. Dengan atap seperti ini suasana di dalam sangkar tidak terlalu panas jika matahari bersinar kuat dan tidak kemasukan air ketika hujan.
C.    Penempatan Sangkar
Sangkar untuk beternak perkutut ditempatkan di dinding dengan cara dikaitkan atau diberi penyangga. Dengan penempatan seperti ini, sangkar tidak akan bergoyang jika terkena angin atau tersentuh, baik disengaja atau tidak. Sangkar yang sering bergoyang, terutama dengan goncangan yang mengejutkan, akan membuat perkutut merasa terganggu. Jika goncangan yang mengejutkan sering terjadi pada saat perkutut sedang mengerami telur, kemungkinan telur tidak menetas menjadi semakin besar.

Dinding tempat sangkar ditempelkan harus tidak beratap dan dijangkau oleh sinar matahari. Kondisi seperti ini memungkinkan sangkar selalu dihembus oleh udara segar dan dihangati oleh sinar matahari. Perkutut memang menuntut adanya udara segar dan sinar matahari yang menyinari langsung ke tubuhnya minimum dua jam sehari. Tanpa sinar matahari perkembangbiakan perkutut tidak akan normal dan sering terjadi gangguan pertumbuhan tulang serta menurunnya kualitas suara.

Mengingat sinar matahari mutlak diperlukan oleh perkutut maka akan sangat baik jika sangkar ditempel pada dinding yang meng-hadap ke timur. Dengan penempatan seperti ini, perkutut akan selalu mendapat sinar matahari pada pagi hingga tengah hari. Meskipun demikian, dinding yang menghadap ke utara, selatan, dan barat tetap bisa digunakan untuk menempel sangkar sepanjang sinar matahari masih bisa menjangkaunya.

Penempatan sangkar sebaiknya tidak terlalu tinggi, sebatas masih bisa dijangkau tangan tanpa menggunakan pijakan. Sangkar yang ditempel pada dinding yang terlalu tinggi akan merepotkan dalam pengelolaannya. Jika hanya satu, mungkin tidak terlalu menjadi ma-salah. Namun, jika jumlah sangkarnya banyak, akan sangat melelahkan dalam mengurusnya.

Jika jumlah sangkar lebih dari satu, penempatannya bisa secara bersusun. Susunan sangkar sebaiknya tidak lebih dari tiga. Sangkar paling bawah minimum berjarak 100 cm dari tanah agar pada saat hujan percikan air dari tanah tidak masuk ke dalam sangkar. Sisi kiri dan kanan sangkar sebaiknya diberi jarak, minimal selebar sangkar, agar pasangan perkutut dalam satu sangkar tidak diganggu atau mengganggu pasangan lain dalam sangkar di sebelahnya.

DOWNLOAD FILM GRATIS

PERKUTUT CUTRING

Dalam komunitas penggemar perkutut ada istilah Cut ring, artinya perkutut yang memang sengaja tidak dipasangi cincin atau dilepas cincinnya. Perkutut Cut ring tersebut bisa hasil silangan lokal maupun produk silangan import. mengapa harus di Cut Ring ? Ada beberapa alasan dari peternak terkenal mengapa harus menjual burungnya harus dengan melepas cincin. Hal itu untuk menjaga kredibilitas dari peternak. Perlu diketahui bahwa peternak besar tiap bulan bisa menetaskan ratusan piyik. Piyik-piyik tersebut tidak semuanya baik, pasti ada yang jelek ( tersortir ). Sebelum melepas piyik atau bakalan ke pembeli biasanya peternak melakukan sortir. Dari ratusan ekor biasanya hanya 10 % yang tergolong bakal istimewa. Sortiran itu harus dilempar ke pasaran. Di situlah campur aduk, ada bakaln yang termasuk kategori bagus, sedang, dan jeblok. agar tidak diketahui nama peternakannya, biasanya peternak yang sudah terkenal sebelum menjual burung sortiran terlebih dahulu melepas cincin dari kaki perkutut. Lagi pula peternak merasa sayang kalau sortirannya dibuang percuma. Lebih baik dijual di pasaran, namun jelas tidak mungkin melempar sortiran lengkap dengan cincin karena bisa menjadi bumerang bagi peternakan tersebut.

Praktek pelepasan perkutut sortiran dipasaran ini bukan cuma dilakukan oleh peternak lokal saja, melainkan juga peternak-peternak top di Bangkok. Kemana perkutut-perkutut sortiran dilempar ? ternyata peternakan terkenal di Bangkok banyak melempar sortirannya ke Indonesia. Hal itu dikarenakan pasar perkutut paling besar adalah Indonesia. Walaupun perkutut Cut Ring merupakan burung sortiran, bukan berarti bahwa semua burung yang di sortir jelek sebab kemungkinan untuk ” meledak ” di konkurs masih ada, apalagi kalau sortiran tersebut dari peternakan terkenal. Seperti diketahui, penyortiran perkutut tersebut dilakukan oleh peternak setelah burung tersebut melewati masa ngurak ( brodol dulu ) yang pertama atau usia burung antara 4 – 5 bulan. Mengapa demikian ? Sebelum ngurak burung sulit diramalkan suaranya. Bisa saja pada saat piyik suaranya menandakan baik, tetapi setelah ngurak malah jeblok. Begitu juga sebaliknya. Tidak sedikit bakalan pada saat piyik suaranya kurang baik ternyata setelah melewati masa ngurak justru lebih baik. Oleh karena itu, selepas masa ngurak baru bisa diketahui apakah suara perkutut baik atau tidak.

Burung yang tidak baik inilah yang kemudian di Cut Ring. namun, bukan berarti yang Cut ring pasti jelek. Tidak jarang para penggemar yang paham pada perkutut justru lebih suka membeli perkutut Cut Ring dari peternakan terkenal. Dengan bekal pengetahuan dan keahlian merawat, penggemar tersebut bisa memilih bakalan yang nantinya bisa meledak di arena konkurs setelah dirawatnya.

Cut Ring sendiri bukan identik dengan burung berkualitas rendah karena banyak pula penggemar perkutut yang mempunyai burung juara justru dilepas ringnya untuk merahasiakan indukkannya maupun asal usul peternakannya. hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar pemilik indukannya tidak tahu kalau hasil tangkarannya menjadi juara. Dengan demikian, pemilik burung juara tadi bisa tetap membeli saudara sedarah dari perkutut juara tersebut secara terus menerus dengan harga yang relatip murah. Maksud lain melepas ring pada burung juara adalah agar penggemar lain tidak berbondong-bondong menyerbu peternakan asal perkutut juara tadi untuk memesan saudara yang sedarah dari perkutut juara jadi, kalau sampai banyak penggemar yang mengetahui asal usul dari burung juara tadi, umumnya para penggemar perkutut dari berbagai daerah menyerbu ke peternakan asal burung juara sehingga terjadilah booking maupun inden yang berkepanjangan.

Bagi penangkar, jika hasil tangkarannya menjadi juara dan banyak pemesan yang datang bisa dipastikan akan menaikkan harga burungnya menjadi puluhan kali lipat dari harga sebelumnya. Dengan dasar itulah bisa disimpulkan bahwa belum tentu perkutut yang di Cut Ring adalah perkutut kelas rendah. Apalagi kalau perkutut tersebut di jual di peternakan atau show room bergengsi dengan harga ratusan ribu sampai jutaan rupiah, bisa dipastikan perkutut tersebut berkualitas baik.

DOWNLOAD FILM GRATIS

Rabu, 30 Mei 2012

Tips Memilih Kenari dari Bakalan

Memiliki kenari yang gacor dan berpenampilan menarik merupakan harapan setiap penggemar burung kenari. Rasanya jauh lebih bangga jika burung tersebut merupakan hasil upaya sendiri sejak awal, mulai dari memilih bakalan, merawat dan melatihnya. Untuk itu disini akan diuraikan ciri-ciri kenari bakalan yang unggul yang mempunyai masa depan yang baik :

1.Perilaku

Kenari bakalan yang dipilih harus mempunyai perilaku yang agresif, yaitu lincah dalam berkicau dan sering bergerak atau tidak mengenal tempat untuk berkicau. Kenari bakalan yang dipilih juga harus rajin bunyi, hal in menandakan bahwa kenari tersebut sehat dan mempunyai mental fighter yang baik.

2.Dasar suara

Bakalan kenari yang dipilih harus mempunyai volume suara yang baik yaitu besar, tajam, tebal dan ngeroll terutama untuk kenari jenis Holland dan Yorkshire. Sebaiknya dihindari membeli bakalan yang sebagian variasi suara yang serak-serak basah.

3.Leher Jenjang

Kenari yang mempunyai leher jenjang biasanya memiliki suara yang ngeroll panjang. Disamping itu dalam memilih kenari, hal yang harus diperhatikan adalah kenari yang selalu menggelembungkan lehernya setiap kali berkicau. Jika lehernya pendek selain kurang menarik saat berkicau juga mempunyai kelemahan suara yang kurang panjang atau terputus-putus.

4.Paruh

Ukuran dan bentuk paruh berkaitan erat dengan type suara yang dimiliki burung kenari. Walaupun cukup sulit untuk membedakannya tetapi diusahakan untuk kenari lapangan dipilih yang mempunyai paruh yang agak panjang. Kenari yang mempunyai paruh agak panjang biasanya mempunyai suara yang keras dan tajam. Tetapi jika untuk didengarkan didalam rumah dipilih kenari yang mempunyai paruh yang pendek saja, karena suaranya pelan atau kurang keras, tetapi suaranya bervariasi.


DOWNLOAD FILM GRATIS

Ciri Kenari Jantan dan Betina


Menentukan jenis kelamin burung kenari bukanlah hal yang mudah, tidak hanya bagi para pemula, yang telah mempunyai banyak pengalaman tentang burung yang satu ini pun cukup kesulitan saat dihadapkan pada masalah penmentuan jenis kelamin burung kenari. Berikut ini B'dane akan sedikit share tips untuk menentukan jenis kelamin burung kenari, namun perlu di ingat, tips yang akan B'dane share bukanlah hal mutlak yang menentukan jenis kelamin kenari:.


  1. Dimulai sejak umur 3 hari, pembuluh vena yang berada di sebelah perut akan turun menuju lubang angin / dubur (biasa disebut “vent”) dan selanjutnya akan menuju kebagian depan  “ vee “ yang berada dibagian depan “vent , hal ini terlihat pada kenari jantan berusia muda. Sebaliknya, pembuluh vena tidak akan terlihat pada kenari betina. Meskipun pembuluh vena ada pada kenari jantan , sebaiknya tetap kita analisa sebelum kenari jantan tumbuh bulu.
  2. Saat memasuki hari ke 5-8, ambillah semua anak kenari dari sarangnya (anak kenari dari satu indukkan yang sama) kemudian letakkan pada handuk posisi sejajar seperti posisi kuda pada acuan balap kuda. Kenari yang mempunyai jarak lompatan terjauh adalah kenari jantan.
  3. Burung- burung tersebut jika diperhatikan mempunyai pusat kaki bawah yang panjang sementara yang lainnya punya 3 telapak kaki yang memiliki panjang yang sama. Salah satu yang memiliki pusat kaki yang panjang akan sulit untuk bergabung dengan yang lain dan ini adalah kenari jantan. Kenari betina lebih mudah untuk bergabung karena ketiga telapak kakinya memiliki ukuran yang sama.
  4. Lihatlah bagian tulang belakang mereka. Di sepanjang tulang belakang kenari jantan warnanya lebih kaku dan lebih pekat . Untuk yang betina warnanya kaku dan pekatnya tidak sampai sepanjang tulang belakang. Dengan cara itu bisa diidentifikasi.
  5. Sebelum anaka-anak kenari tersebut berbulu. Liatlah ke bagian kepala mereka. Untuk yang jantan lebih pipih (datar).Untuk yang betina lebih bulat.
  6. Sekitar usia 6 – 7 hari anak2 kenari tersebut mulai membuka mata. Jika jantan maka matanya sejajar dengan paruhnya. Untuk yang betina, letak mata diatas paruh yang menyebabkan tampilan kepalanya lebih bundar.
  7. Ketika anak2 kenari diberi makan disarangnya oleh induknya .perhatikan tingkah laku anak2 tersebut. Yang berdiri paling tinggi , teriak paling keras dan yang paling ingin diberi makan duluan itu berarti yang jantan. Yang betina kakinya lebih pendek makanya mereka tidak berdiri tinggi dan karenanya mereka diberi makan lebih sedikit dibanding yang jantan.
  8. Usia 28- 30 hari beberapa kenari2 muda terlihat mempraktekkan suara mereka untuk berkicau dengan baik. Bukan yang paling awal berkicau itu yang terlihat paling baik, burung 2 tersebut hanya suka berlatih berkicau lebih awal saja.
  9. Sekitar 5 bulan atau 5 bulan lebih 2 minggu, kenari jantan bisanya warnanya lebih terang. pada bagian tertentu warnanya lebih tajam khususnya dibagian dekat kepala. Pusat kepala pada burung kenari betina yang berwarna kuning akan menjadi sangat terang.
  10. Seandainya usia 6 bulan belum ketahuan jenis kalaminnya ,kenari2 yang dicampur diantara kenari2 maka. Kenari betina akan duduk lebih rendah lebih dikarenakan struktur badannya. Dan juga biasanya kenari betina akan berkelahi dengan kenari jantan ketika ingin berkicau atau mempraktekan suaranya. Meskipun sang betina dalam kondisi tidak sedang dalam masa bertelur dan ini hanya sekedar ingin berkicau saja..